Powered by Blogger.

ANGIN LOKAL

Angin Darat dan Angin Laut



Angin darat dan angin laut disebabkan oleh perbedaan sifat termal antara permukaan daratan dan permukaan air seperti lautan dan danau.

afrheyzaa.blogspot.com
Pada siang hari daratan cepat menjadi panas daripada permukaan lautan sehingga pada siang hari di daratan timbul tekanan rendah termal dan garis potong antara permukaan isobar dan bidang vertikal tegak lurus pada garis pantai. Garis permukaan isobar lebih jarang dan di bagian bawah membentuk melengkung ke arah daratan, timbullah gradien tekanan yang menyebabkan angin berhembus dari lautan ke daratan. Angin ini dinamakan angin laut.
Pada malam hari terjadi pendinginan sebagai akibat pemancaran radiasi gelombang panjang dari permukaan laut dan daratan. Karena perbedaan sifat termal antara kedua permukaan tersebut, pada malam hari lautan lebih panas daripada daratan dan garis permukaan isobar mempunyai bentuk melengkung ke atas. Di bagian bawah terdapat gradient tekanan yang menyebabkan angin yang berhembus dari daratan menuju lautan. Angin ini disebut angin darat.

Angin Gunung dan Angin Lembah


sebelasfebruari.wordpress.com
Pada siang hari, terutama sebelum tengah hari lereng gunung yang menghadap matahari menerima radiasi lebih banyak. Oleh karena itu suhu udara di lereng lebih tinggi daripada suhu udara pada ketinggian yang sama berjarak agak jauh dari lereng. Permukaan isobar semakin dekat dengan lereng bentuknya berubah cembung ke atas. Oleh karena itu gaya gradien di dakat lereng tidak lagi diimbangi loleh gaya berat. Akibatnya ada komponen gaya gradien dalam arah lereng dan dengan adanya komponen ini udara bergerak menyusuri lereng ke atas. Angin ini dinamakan angin anabatik atau angin lembah.
Pada malam hari, suhu udara di lereng lebih rendah daripada suhu udara pada ketinggian yang sama berjarak agak jauh dari lereng. Oleh karena itu garis permukaan isobar terbentuk cekung ke atas di dekat lereng. Akibatnya gaya gradien tekanan arahnya miring ke atas. Gaya gravitasi menyebabkan udara bergerak menuruni lereng. Angin ini disebut angin katabatik atau angin gunung.

Angin Fohn

blogs.unpad.ac.id
Angin ini timbul di bagian belakang gunung atau pegunungan dan disebabkan oleh udara yang dipaksa secara mekanik menaiki pucak dan kemudian menuruni lereng bagian belakang gunung atau pegunungan. Uadara yang turun ini mengalami pemanasan adiabatik dan mencapai daerah yang lebih rendah sebagai angin panas, kering, kencang, dan rebut.
Syarat terjadinya aangin ini adalah adanya angin regional atau sirkulasi sekunder.

Angin Fohn di Indonesia


Angin Bohorok

Angin Bohorok adalah angin Fohn yang bertiup di daerah daratan rendah Deli. Deretan pegunungan sebagai penghalang topografi adalah Bukit Barisan di  sumattra Utara, sedangkan angin sekundernya yang memberikan dorongan mekanika adalah angin monsun barat Laut.

Angin Kumbang

Angin Monsun Timur berlaku sebagai pendorong udara menaiki pegunungan yang membentang dalam arah timur-barat di Jawa Tengah bagian barat.

Angin Gending dan angin Grenggong

Angin monsun yang datangnya dari arah tenggara berfungsi sebagai pendorong udara menaiki deraten pegunungan. Angin Fohn yang menuju Probolinggo dinamakan Angin Gending, sedangkan angin Fohn yang menuju Pasuruan disebut Angin Grenggong.

Angin Brubu

Angin Monsun Timur merupakan pendorong udara melewati Gunung Lompobatang. Gunung ini terletak di ujung selatan Sulawesi Selatan.

Angin Wambraw

Angin Monsun Timur mendorong udara menaiki pegunungan Jaya Wijaya. Setelah menuruni balik pegunungan ini angin Fohn, yang dinamakan angin Wambraw bertiup menuju jauh ke arah barat laut menyebrangi Selat Yapen sampai ke Biak.

Gelombang Lee


Jika udara yang melewati pegunungan adalah stabil maka di belakang pegunungan tadi udara akan bergerak mengikuti bentuk gelombang. Bentuk gelombang ini stssioner terhadap barisan gunung meskipun udara yang di dalamnya bergerak terus mengikuti nbentuk tadi. Bentuk gelombang ini dinamakan gelombang berdiri atau gelombang bawah angin atau gelombang lee.
Terbentuknya gelombang ini disebabkan oleh udara yang stabil akan berusaha kembali lagi ke ketinggian semula setelah mengalami pengangkatan dan melewati puncak barisan gunung.
Pada waktu uadra naik ke puncak, gelombang akan mengalami pendinginan adiabatik dan menghasilkan kondensasi sehingga terbentuknya awan. Awan ini akan stasioner terhadap pegunungan dan mempunyai bentuk lensa. Awan ini dinamakan awan lentikularis.

0 comments:

Post a Comment

Follower