Powered by Blogger.

Pembentukan Muka Bumi

A. Istilah-Istilah Benda Langit

1. Tata Surya : Kumpulan matahari beserta planet-planet serta benda langit lainnya yang beredar.
2. Galaksi : Kumpulan berbagai tata surya.
3. Planet : Benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit tertentu.
4. Satelit : Benda langit yang beredar mengelilingi planet.
5. Bintang : Benda langit yang memancarkan cahaya sendiri.
6. Komet : Benda langit yang menelilingi matahari dengan lintasan sangat lonjong (elips).
7. Asteroid : Benda-benda langit yang berukuran kecil yang berada antara Mars dan Jupiter.
8. Meteor : Benda-benda langit yang berukuran kecil dan berpijar karena gesekkan dengan atmosfer.
9. Jagat raya : Ruang yang maha luas tempat benda-benda langit berada.

B. Teori-teori perkembangan Bentuk Muka Bumi

1. Teri Kontraksi

Dikemukakan oleh James Dana dan Elie de Baumant yang berpendapat bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas.
2. Teori Laurasia-Gondwana

Dikemukakan oleh Eduard Zuess dan Frank B. Taylor yang mengemukakan bahwa pada mulanya terdapat dua benua Laurasia dan Gondwana. Kedua benua itu kemudian bergerak secara perlahan ke arah ekuator sehingga terpecah-pecah membentuk beenua-benua seperti sekarang.
3. Teori Apungan Benua

Dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener yang mengemukakan bentuk permukaan bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benua besar yang disebut Pangea, serta sebuah samudra yang disebut Panthalasa. Kemudian benua tersebut bergeser secara perlahan ke ekuator dan barat mencapai posisi seperti sekarang.
Bukti: Bentuk garis pantai Amerika Selatan mirip dengan garis pantai Afrika
4. Teori Konveksi

Dikemukakan oleh Harry H. Hess. Mengemukakan bahwa terjadinya aliran konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental, aliran tersebt bepengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di atasnya.


C. Lempeng-Lempeng Utama Permukaan Bumi

1. Eurasia, meliputi : Eropa, Asia, termasuk Indonesia.
2. Amerika, meliputi : Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudra Atlantik.
3. Pasifik, meliputi : seluruh lempeng di samudra Pasifik
4. Afrika, meliputi : Afrika, lautan Hindia
5. India-Australia : Lempeng lautan Hindia, India, dan Australia Barat.
6. Antartika : Kontinen Antartika dan lempeng Antartika.


D. Batas Lempeng Tektonik

1. Batas Konvergen (mendekat)

Terjadi tabrakan antar lempeng sehingga salah satu lempeng tersebut menghujam kebawah (subduction). Adanya subduksi antara lain dapat menyebabkan terjadinya palung laut.
2. Batas Divergen (menjauh)

Terjadinya lempeng-lempeng yang bergerak saling menjauh (berlawanan). Ditandai dengan terbentuknya kerak bumi baru karena naiknya materi dari astenosfer yang biasanya membentuk punggung laut.
3. Batas Transform fault (berpapasan)

Terjadi karena adanya pergeseran dua lempeng dengan arah berlawanan, sehingga menimbulkan penghilangan/pemunculan kerak bumi. Gerakan lempeng tektonik menyebabkan terjadinya gempa bumi dan pembenntukan gunung.

jenis tanah

Berikut ini adalah informasi mengenai jenis tanah, sifat tanah, persebaran tanah dan pemanfaatannya di Indonesia.

1. Litosol


Tanah litosol sering disebut juga tanah berbatu-batu. Tanah ini terbentuk karena pelapukan batuan yang belum sempurna sehingga sukar untuk ditanami atau kandungan unsur haranya rendah. Persebarannya tersebar di kepulauan Indonesia terutama di daerah lereng pegunungan yang mengalami erosi. Sebagian besar jenis tanah ini tidak dimanfaatkan, hanya sebagian kecil yang produktif dan dimanfaatkan untuk tanaman keras, tegalan, palawija, padang rumput untuk makanan ternak.


2. Regosol



Tanah dari lumpur gunung berapi dan endapan pasir di sepanjang pantai. Tersebar di dataran rendah dan daerah pantai. Dimanfaatkan sebagai lahan pertanian (padi, palawija, dan kelapa).




3. Gambut



Tanah gambut berasal dari organisme tumbuh-tumbuhan yang selalu digenangi oleh air sehingga sirkulasi udara tidak lancar dan sinar matahari terhalang oleh air rawa. Akibatnya, daun-daun menjadi sangat rapuh. Tanah gambut termasuk tanah yang kurang subur dan banyak terdapat di rawa-rawa. Tanah gambut banyak tersebar di pulau Sumatra (pantai timur Sumatra), Pulau Irian Jaya  bagian Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Tanah gambut banyak dimanfaatkan untuk persawahan pasang surut dan tanaman nanas.
4. Laterit


Warna tanah laterit biasanya merah atau kekunning-kuningan. Tanah ini miskin unsur hara sehingga tidak subur. Tanah laterit banyak dijumpai di daerah pegunungan yang hutannya sudah gundul atau lapisan humusnya telah habis karena adanya erosi (tererosi). Jenis tanah laterit banyak dijumpai di Kalimantan Barat, Gunung Kidul (Yogyakarta), Pacitan (Jawa Timur). Pemanfaatan tanah laterit dapat digunakan sebagai bahan baku industri gerabah (keramik).
5. Aluvial

Tanah aluvial ialah jenis tanah yang berasal dari pasir halus yang mengalami pengendapan oleh aliran sungai di daerah dataran rendah atau daerah lambah. Unsur hara yang terkandung dalam tanah aluvial sangat bergantung pada asal daerahnya.


Terdapat di seluruh tanah air, seperti pantai timur Sumatra dan pantai utara Jawa. Selain itu terdapat di beberapa tempat sepanjang daerah aliran sungai Batanghari (Jambi), Sungai Musi (Palembang), Sungai Citarum (Jawa Barat), Bengawan Solo (Jawa Tengah), Sungai Barito (Kalimantan Tengah), sungai Mahakam (Kalimantan Timur), dan sungai Kapuas (Kalimantan Barat). Tanah ini dimanfaatkan untuk pertanian (persawahan dan palawija).
6. Vulkanis/Andosol

Jenis tanah ini banyak terdapat di sekitar gunung berapi. Tanah ini terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Jenis tanah ini umumnya mempunyai ciri berbutir halus, sifatnya tidak mudah tertiup angin, jika terkena hujan lapisan tanah bagian atas menutup sehingga tanah ini tidak mudah tererosi. Jenis tanah ini sangat subur.


Tanah vulkanis banyak terdapat di pulau Jawa bagian utara, palau Bali, Pulau Lombok, dan Pulau Sumatra. Pemanfaatan tanah ini untuk pertanian (sawah dan palawija) dan perkebunan (tembakau, sayuan, buah-buahan, pinus, kopi dll).


7. Grumusol

Tanah Grumusol terbentuk dari batuan kapur dan batuan gunung api. Tanah grumusol bertekstur halus dan berwarna kelabu kehitam-hitaman, serta terdiri atas bahan-bahan yang sudah mengalami pelapukan. Sifat tanah ini sangat berat sehingga mudah tererosi dan longsor.


Jenis tanah grumusol banyak tersebar di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Madura dan Nusa Tenggara. Tanah Grumusol banyak dimanfaatkan untuk penanaman kapas, jagung, kedelai, tebu bahkan kadang-kadang juga tanaman padi.


8. Mergel



Tanah Mergel terbentuk dari campuran tanah liat, kapur dan pasir. Tanah ini tergolong tanah tidak subur. Jenis tanah ini banyak tersebar di pegunungan Sewu (DIY), Priangan Selatan (Jawa Barat) dan pegunungan Kendeng (jawa Tengah). tanah mergel banyak dimanfaatkan untuk jenis tanaman keras seperti pohon jati.
9. Kapur


Tanah kapur adalah jenis tanah yang batu induknya berasal dari batu gamping, abu gunung api, dan batuan endapan yang mengalami pelapukan. Kehidupan unsur haranya bergantung dari bahan induknya. Pada umumnya jenis tanah ini kurang subur.
Tanah kapur tersebar di daerah bukit kapur di Jawa, Sumatra Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Tanah kapur banyak dimanfaatkan untuk penanaman ubi kayu, kayu jati, dan kapuk.
10. Kaolin



Tanah kaolin adalh jenis tanah hail pelapukan batuan beku dan batuan metamorf. Tanah ini merupakan tanah liat bermutu tinggi. Kaolin memiliki bermacam-macam warna, misalnya putih, kuning, jingga, abu-abu. Daerah yang banyak mengandung jenis tanah ini adalah Pulau Belitung, Bangka, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Kaolin merupakan bahan baku keramik cat dan bahan baku industri lainnya.

El Nino

Pengertian El Nino

(Sumber:http://www.acmecompany.com/stock_thumbnails/13007.el_nino_conditions.jpg)
El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.

1. Asal Muasal El Nino

(Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/nov97_ssta.gif)

El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “anak lelaki”. Sejarahnya, pada abad ke-19 nelayan Peru menyadari  terjadinya kondisi menghangatnya suhu lautan yang tidak biasa di wilayah pantai Amerika Selatan, dekat Ekuador dan   meluas hingga perairan Peru. Hal ini terjadi di sekitar musim Natal pada setiap tahun. Pada tahun-tahun normal, air     laut dalam yang bersuhu rendah dan kaya akan nutrisi bergerak naik ke permukaan di wilayah dekat pantai. Kondisi ini   dikenal dengan upwelling. Upwelling ini menyebabkan daerah tersebut sebagai tempat berkumpulnya jutaan plankton     dan ikan. Ketika terjadi El Nino upwelling jadi melemah, air hangat dengan kandungan nutrisi yang rendah menyebar di     sepanjang pantai sehingga panen para nelayan berkurang.

Gilbart Walker yang mengemukaan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi Walker yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas perairan yang luas pada daerah tersebut.


a. Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau Carolina Utara dan Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan  perairan sepanjang pantai Portugal dan California.  Sedangkan perairan di sekitar wilayah Indonesia lebih hangat daripada perairan di sekitar Peru, Chile dan Ekuador.


b. Perbedaan temperatur lautan di arah Timur – Barat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara permukaan di antara          tempat – tempat tersebut.


c. Udara bergerak naik di wilayah lautan yang lebih hangat dan bergerak turun di di wilayah lautan yang lebih dingin.          Dan itu menyebabkan aliran udara di lapisan permukaan bergerak dari Timur ke Barat.

         Inilah yang kemudian disebut dengan angin Pasat Timuran.


Sirkulasi Timur Barat (Sirkulasi Walker) 


2. Kondisi Normal     

Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia ≥28°C sedangkan SST di     Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C (SST di Pasifik Barat 8° - 10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik     Timur).

    Pada kondisi netral :
  • Angin di wilayah Samudra Pasifik di sekitar ekuator ( Angin Pasat Timuran) dan air laut di bawahnya, mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran ini sedikit berbelok ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan.
  • Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah Indonesia dan Australia Utara

3. Kondisi El Nino


Sebaran awan hujan sangat sedikit di wilayah Indonesia
    Pada tahun El Nino jumlah air laut bersuhu rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur     berkurang atau bahkan menghilang sama sekali. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi sehangat Pasifik Barat.


    Ketika terjadi El Nino :
  • Angin Pasat Timuran melemah, artinya angin berbalik arah ke Barat dan mendorong wilayah potensi hujan ke Barat. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Pasifik Tengah dan Timur dan Amerika Tengah.

4. Intensitas El Nino

    Masing-masing kejadian El Nino adalah unik dalam hal kekuatannya sebagaimana dampaknya pada pola turunnya hujan     maupun panjang durasinya.
    Berdasar intensitasnya El Nino dikategorikan sebagai :
1.      El Nino Lemah (Weak El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +0.5º C s/d +1,0º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
2.      El Nino sedang (Moderate El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +1,1º C s/d 1,5º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

      3. El Nino kuat (Strong El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator > 1,5º C dan berlangsung minimal           selama 3 bulan berturut-turut.

Jenis dan Ciri-ciri awan



Tingkat keadaan awan dinyatakan dalam “Oktas”
Awan dibedakan dalam 2 golongan yang besar yaitu :
>Awan bentuk Cumulus (Cumuliform cloud) juga sering disebut awan konvektif karena dalam pembentukannya berkembang ke atas. Umumnya terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya.
b.        >Awan bentuk Stratus (Stratiform cloud) dalam pembentukannya berkembang merata merupakan lembaran atau lapisan-lapisan yang menutupi sebagian besar dari langit. 
Dari golongan-golongan awan, ada 10 golongan dan variasi awan yang penting, yaitu :
a.    Cirrus                  ( Ci )
b.    CirroCumulus   ( Cc ) 
c.    CirroStratus       ( Cs )
d.    AltoCumulus     ( Ac )
e.    AltoStratus         ( As )
f.     NimboStratus    ( Ns )
g.    Stratus                ( St )
h.    StratoCumulus ( Sc )
i.      Cumulus ( Cu )
j.      CumuloNimbus ( Cb )
Daerah asal awan adalah daerah / lapisan atmosfer dinama golongan awan tertentu sering terbentuk.
Batas-batas ketinggian dari tiap-tiap daerah asal awan, sebagai berikut :
Daerah Awan
Daerah Kutub
Daerah Sedang
Daerah Tropis
Rendah
Dari permukaan bumi – 2 km
Dari permukaan bumi – 2 km
Dari permukaan bumi – 2 km
Menengah
2 – 4 km
2 – 7 km
2 – 8 km
Tinggi
3 – 8 km
5 – 13 km
6 – 18 km
Berdasarkan golongan di atas, maka dapat dibagi menjadi 3 daerah awan yang meliputi :
a.    Awan Tinggi : Cirrus, CirroCumulus dan CirroStratus.
b.    Awan Menengah : AltoCumulus, AltoStratus dan NimboStratus.
c.    Awan Rendah : Stratus, StratoCumulus, Cumulus dan CumuloNimbus

Ciri – ciri / difinisi dari golongan awan adalah sebagai berikut :

a.    Cirrus :


Awan putih terpisah – pisah, seperti benang-benang halus putih atau perca – perca putih atau jalur – jalur sempit. Awan ini tampak seperti berserabut dan keperak – perakan. Lebih banyak timbul di daerah lintang tinggi.

b.    CirroCumulus :


Awan tipis, perca-perca putih, lembaran atau lapisan tanpa bayangan terdiri dari elemen – elemen yang sangat kecil berbentuk biji, lipatan dsb, mengumpul atau memancar. Umumnya mempunyai susunan yang teratur. Berbentuk lapisan berbayang-bayang.

c.    CirroStratus :


Transparan, dengan puncak seperti berserabut keputih – putihan atau halus, menutupi sebagian atau seluruh langit. Umumnya menimbulkan fenomena “Halo”.

d.    AltoCumulus


Awan putih atau abu-abu, kedua-duanya bercampur yang berbentuk perca-perca, lembaran, rata, gumpalan-gumpalan bulat dsb, kadang-kadang sebagian berserabut atau kabur dan dapat berkumpul maupun tidak. Umumnya mempunyai bayangan.

e.    AltoStratus


Awan lembaran atau lapisan-lapisan jalur yang berwarna abu-abu atau kebiru-biruan. Menutupi seluruh atau sebagian dari langit yang memiliki bagian-bagian yang tipis sehingga dapat dilihat fenomena “Halo”. Merupakan awan menengah yang sering berkembang masuk ke daerah awan tinggi.

f.     NimboStratus


Lapisan awan abu-abu sering gelap, bentuk dan warnanya dikaburkan oleh adanya hujan yang terus menerus atau salju yang biasa terjadi. Bentuknya seperti lapisan-lapisan yang cukup tebal sehingga matahari sama sekali tidak tampak. Dibawahnya sering terdapat awan rendah yang kasar. Merupakan awan menengah yang sering berkembang naik ke atas masuk daerah awan tinggi maupun ke bawah masuk daerah awan rendah.

g.    Stratus


Umumnya merupakan lapisan awan abu-abu dengan dasar awan hampir serba sama (dasar awan homogen). Dapat menimbulkan drizzle, ice prisma atau snow grains. Tidak menimbulkan fenomena halo, kecuali pada suhu-suhu yang rendah.

h.    StratoCumulus


Awan abu-abu atau keputih-putihan atau campuran dari keduanya, merupakan lemparan atau lapisan dan kebanyakan selalu dengan bagian-bagian yang gelap, tidak berserabut kecuali bila ada “Virga”. Sebagian besar dari susunan-susunan elemennya teratur.

i.      Cumulus


Merupakan awan terpisah-pisah, umumnya padat dengan batas-batas yang jelas. Berkembang vertical dalam bentuk seperti bukit, seperti kubah-kubah, atau menara-menara, bagian atasnya tampak seperti bunga kol, juga disebut awan konvektif. Bagian-bagian yang kena sinar matahari tampak putih berkilauan. Dasarnya gelap dan hampir horizontal, kadang-kadang awan Cu ini berbentuk kasar.

j.      Cumulonimbus (Cb)


Awan besar dan padat, tinggi berbentuk seperti gunung atau menara-menara yang besar. Bagian kecil dari puncaknya biasanya halus berserabut atau berjalur-jalur dan hampir selalu rata, bagian puncaknya ini sering berpencar dalam bentuk seperti landasan atau seperti jambul besar. Di bawah dasar awan ini sering sangat gelap, dan sering terdapat awan-awan rendah yang kasar dan tergabung dengan awan di atasnya maupun tidak. Kadang-kadang terjadi virga dari bagian awan ini. Khusus jenis awan ini akan dibahas lebih lengkap di bagian yang lain.

Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
Disunting oleh: Lulut Nugroho

Pengertian Cuaca dan Iklim

Berbagai pengertian tentang cuaca dan iklim dari beberapa referensi, yaitu:

 
nyayufatimahzahroh.wordpress.com

Cuaca, adalah :

·         Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat, termasuk perubahan, perkembangan, dan menghilangnya suatu fenomena (World Climate Conference, 1979).
·         Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan di suatu tempat dalam selang waktu yang pendek (Glenn T. Trewartha, 1980).
·         Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter, antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban, dan berbagai fenomena hujan, di suatu tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (Gibbs, 1987).

Iklim, adalah :

·         Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).
·         Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).
·         Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban, yang terjadi pada suatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibbs, 1987).

Musim, adalah :

·         Rentang waktu yang mengandung fenomena (nilai sesuatu unsur cuaca) yang dominan atau mencolok (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
·         Contohnya, musim dingin adalah rentang waktu yang selama itu suhu udara selalu rendah, musim hujan adalah rentang waktu yang memiliki banyak terjadi hujan.

Berdasarkan beberapa definisi tentang pengertian cuaca dan iklim tersebut, kiranya dapat diartikan, yaitu :


Cuaca, adalah keadaan fisik atmosfer pada suatu saat (waktu tertentu) di suatu tempat, yang dalam waktu singkat (pendek) berubah keadaannya, seperti panasnya, kelembabannya, atau gerak udaranya.


Iklim, adalah peluang statistik keadaan cuaca rata-rata atau keadaan cuaca jangka panjang pada suatu daerah, meliputi kurun waktu beberapa bulan atau beberapa tahun.



Cuaca, pada dasarnya dihasilkan oleh suatu proses yang berusaha “menyamakan” perbedaan-perbedaan keadaan dari suatu jaringan energi radiasi yang diterima dari matahari. Setiap unsur cuaca memiliki ciri berfluktuasi dengan berbagai ukuran variabilitas, mulai dari yang kecil (kurang dari satuan waktu jam) sampai yang besar (lebih dari satuan waktu tahun), karena adanya berbagai proses dalam atmosfer dan bumi. 

KOMPOSISI DAN STRUKTUR ATMOSFER

astrofotograf.com


Komposisi Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan gas atau campuran gas yang menyelimuti dan terikat pada bumi oleh gaya gravitasi.tebal lapisan ini kira-kira seribu kilometer. Di antara campuran gas tadi terdapat pula uap air. Campuran gas yang tidak mengandung uap air dinamakan udara kering.

Gas
Volume (%)
Nitrogen
Oksigen
Argon
Karbon dioksida
Neon
Helium
Ozon
Hidrogen
Krypton
Metan
Xenon
78,08000
20,95000
0,93000
0,03400
0,00180
0,00052
0,00006
0,00005
0,00011
0,00015
kecil sekali

Nitrogen

Nitrogen yang masuk ke dalam atmosfer berasal dari peluruhan sisa-sisa hasil pertanian dan letusan gunung api, sedangkan pengeluaran nitrogen dari atmosfer terutama disebabkan oleh proses biologis dalam tumbuh-tumbuhan dan kehidupan di laut. Konsentrasi nitrogen di atmosfer adalah konstan yang menunjukan seimbangnya masukan dan keluaran nitrogen.

Oksigen

Oksigrn dihasilkan terutama melalui proses fotosintesis pada tumbuhan. Oksigen diambil dari atmosfer oleh proses peluruhan bahan organik dan pernapasan makhluk hidup. Oksigen dapat bereaksi dengan unsur-unsur lain di atmosfer membentuk senyawa oksida.

Ozon

Ozon terdapat di seluruh atmosfer bagian bawah terutama di lapisan stratosfer, yaitu pada ketinggian 15 dan 35 km.
Ozon terbentuk dari terbelahnya molekul oksigen di bawah pengaruh radiasi ultraviolet menjadi atom-atom oksigen yang kemudian bergabung membentuk ozon.
O2  +  radiasi ultraviolet  à  O  +  O
O  +  O2  +  M  à  O3  +  M
M adalah molekul ketiga, biasanya N2 atau O2
Ozon adalah senyawa yang tidak stabil.senyawa ini dapat terpecah di bawah pengaruh radiasi atau pada tumbukan dengan atom oksigen.
O3  +  radiasi  à  O2  +  O
O3  +  O  à  O2  +  O
Ozon menyerap dengan kuat radiasi ultra vilolet yang dipancarkan mataharike bumi sehingga radiasiradiasi ultraviolet yang mencapai bumi berkurang hingga ke intensitas yang dapat ditolerir makhluk hidup di bumi.
Kerusakan lapisan ozon disebabkan oleh lepasnya senyawa-senyawa kimia sintesis ke atmosfer.

Karbon Dioksida

Karbon dioksida yang masuk ke atmosfer dapat berasal dari sumber alam dan sumber buatan. Sumber alami karbon dioksida berasal dari proses pernapasan makhluk hidup dan peluruhan bahan organik. Sedangkan sumber buatan berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, industri semen, pembakaran hutan, dan perubahan tata guna lahan.

Uap Air

Konsentrasi uap air di atmosfer berkisar antara nol di daerah gersang hingga  4% di daerah tropis.Uap air  di atmosfer berasal berasal dari evapotranportasi dari permukaan bumi dan diangkat ke atas oleh turbulensi yang paling efektif di bawah ketinggian 10 km.
Uap air menunggalkan atmosfer melalui proses kondensasi dalam bentuk hujan atau melalui pembentukan curahan lain.

Aerosol

Aerosol adalah partikel yang ukurannya lebih besar daripada ukuran molekul, tetapi  cukup kecil sehingga dapat melayang di atmosfer. Partikel ini dapat berupa padat maupun cair, misalnya debu, garam, sulfat, nitrat, dsb.
Aerosol yang masuk ke atmosfer berasal dari letusan gunung api serta sisa pembakaran bahan bakar fosil. Aerosol dapat keluar dari atmosfer dengan cara berikut. Yang berukuran besar akan jatuh ke bumi akibat gaya gravitasi, sedangkan yang berukuran kecil akan terbawa oleh curahan.


Distribusi Suhu Terhadap Ketinggian

Troposfer

Di dalam troposfer, suhu berkurang dengan bertambahnya ketinggian dengan laju penurunan sebesar 6,5º C tiap kilometer. Sumber bahang  utama lapisan ini adalah permukaan bumi yang menyerap radiasi matahari. Troposfer mengandung kira-kira 80% dari massa total atmosfer dan memuat seluruh uap air dan aerosol. Karena itu, troposfer merupakan lapisan yang memiliki gejala cuaca.
Puncak dari troposfer disebut tropopause dan dicirikan oleh adanya inversi suhu.

Strarosfer

Stratosfer adalah lapisan atmosfer yang berada di atas tropopause hingga ketinggian sekitar 50 km. Di troposfer, suhu meningkat dengan bertambahnya ketinngian dan mencapai suhu maksimum (270 K) pada stratopause. Sumber bahang utama adalah penyerapan radiasi ultraviolet oleh ozon.

Mesosfer

Di dalam lapisan ini suhu berkurang dengan bertambahnya ketinggian. Suhu mencapai -90ºC pada puncak lapisan, yang dinamakan mesopause. Neraca bahang di lapisan ini ditentukan oleh penyerapan radiasi oleh molekul oksigen dan pemancaran radiasi infra merah oleh karbon dioksida. Di bawah punck mesosfer, komposisi atmosfer dapat dikatakan homogen. Hal ini disebabkan oleh gerakan makroskopik dari atmosfer.

Termosfer

Komposisi gas di dalam termosfer tidak homogen terhadap ketinggian. Hal ini disebabkan oleh gerakan mikroskopik dari setiap molekul dan atom. Di dalam lapisan ini, suhu meningkat denga bertambahnya ketinggian yang disebabkan oleh penyerapan radiasi ultraviolet oleh atom oksigen.


Follower